Design Life Cycle pada Safety Instrumented System (SIS)
Dalam industri yang berisiko tinggi seperti minyak dan gas, Safety Instrumented System (SIS) memainkan peran krusial dalam menjaga keselamatan operasional. SIS dirancang untuk mendeteksi kondisi berbahaya dan mengambil tindakan otomatis guna mencegah kecelakaan serius. Agar SIS dapat berfungsi secara efektif dan andal sepanjang masa pakainya, diperlukan pendekatan sistematis melalui Design Life Cycle.
Design Life Cycle pada SIS adalah serangkaian tahapan yang memastikan sistem keselamatan ini dirancang, diimplementasikan, diuji, dioperasikan, dan dipelihara sesuai standar internasional seperti IEC 61511 dan ISA 84. Siklus ini bertujuan untuk memastikan bahwa SIS memiliki tingkat integritas keselamatan (Safety Integrity Level/SIL) yang sesuai dengan potensi risiko yang dihadapi.
Secara umum, Design Life Cycle pada SIS terdiri dari tahapan berikut:
- Konseptualisasi dan Analisis Risiko – Mengidentifikasi skenario bahaya dan menentukan kebutuhan SIS berdasarkan metode seperti HAZOP dan LOPA.
- Perancangan dan Perancangan Detail – Memilih arsitektur sistem, perangkat keras (sensor, logic solver, final elements), serta perangkat lunak yang memenuhi persyaratan SIL.
- Implementasi dan Instalasi – Memastikan pemasangan dilakukan sesuai spesifikasi desain dan standar keselamatan.
- Verifikasi, Validasi, dan Commissioning – Menguji keandalan SIS sebelum operasional untuk memastikan sistem bekerja sesuai dengan yang dirancang.
- Operasi dan Pemeliharaan – Melakukan inspeksi berkala, pengujian proof test, serta manajemen perubahan untuk menjaga keandalan SIS.
- Penghentian dan Penggantian – Mengelola akhir masa pakai sistem dan menggantinya dengan teknologi yang lebih mutakhir jika diperlukan.
Pendekatan berbasis siklus hidup ini sangat penting untuk memastikan bahwa SIS selalu berfungsi dengan optimal dalam mengurangi risiko kegagalan operasional dan meningkatkan keselamatan di fasilitas industri minyak dan gas.
0 Comments